Wednesday, February 23, 2005

doa yang tidak terucap

pertama kali kuletakkan dua bunga mawar merah dan putih di atasnya
teman di sisiku juga melakukan hal yang sama
sesuatu di dalam sana dulu adalah temanku
dan teman teman di sisiku itu juga
kulirik teman di sisiku mulai berdoa dengan sangat khusu'
dan aku juga mengikutinya

aku berdoa tetapi dalam ragu-ragu yang amat kuat ketika aku mulai membaca ayat suci
ya, aku belum keramas
tetapi aku benar-benar ingin mendoakan sahabatku itu
yang terbaring di dalam sana
nekat saja aku mulai berdoa, membaca ayat suci dengan keragu-raguan yang benar-benar
aku berhenti sedetik
aku akhirnya diam saja
hanya keinginan yang masih penuh dalam dadaku meminta tuhan untuk entah aku tidak tahu pasti,
keinginanku begitu penuh dan tidak ada perumpamaannya
yang jelas tuhan tahu kalau dia benar-benar maha tahu
tuhan tahu apa yang aku minta atas apa yang entahlah pada temanku di dalam sana

hujan yang turun semakin deras
payung-payung yang kami bawa tidak lagi mengatasinya
aku sadar pikiranku tidak khusu' dalam doaku yang tidak terucapkan ini
kukonsentrasikan lagi pikiran dan hatiku sampai mencapai penuh dan segera kuakhiri doaku itu
aku melihat kesana-kemari mencari tempat yang sekiranya dapat membantu payungku mengatasi derasnya hujan
kulihat temanku masih khusu' tidak terpengaruh hujan
ah andai saja aku sudah keramas, mungkin aku akan sekhusu' dia mendoakan temanku di dalam sana

untung sedikit untung karena dia sudah sempat punya anak laki-laki dari istri yang tidak disetujui ibunya
sebagaimana bapaknya bilang,"seperti memelihara yadi dari kecil lagi."
setidak-tidaknya stress kulturnya tereduksi
generasi bisa diteruskan karena dia dulu adalah anak tunggal
beban yang ditingalkan menjadi tidak terlalu teramat berat
tetapi masih cukup untuk bisa membuat pingsan ibunya tiap kali tersadar meski sudah tujuh hari

randublatung 14 april duaribu

No comments: