Sunday, June 19, 2005

takdir

sebagaimana api itu membakar
dan air itu membasahi
itulah takdir
mengenai siapa yang menyalakan api dan apa yang terbakar, itu adalah sebuah upaya.
dan semua tetep harus ada upayanya, supaya sesuatu bisa terbakar atau tidak terbakar, kita harus mengupayakannya.
supaya sesuatu basah atau terjaga kering, kita harus mengupayakannya.

takdir tidak pernah mempermainkan. dia suatu yang pasti.
yang menjadikannya seolah2 mempermainkan adalah ketidak pahaman manusia atas sesuatu, atau kemalasan manusia untuk mewujudkan sesuatu.
juga ketidak terimaan manusia untuk mengakui apa itu 'keterbatasan'

takdir bukanlah jalan pintas antara ketidak pahaman manusia dengan kenyataan.
takdir bukanlah jalan pintas antara keterbatasan manusia dengan kenyataan.
takdir bukanlah jalan pintas antara harapan manusia dengan kenyataan.

takdir adalah sesuatu yang mengawali proses.
kalo kamu begini akan begini, kalo kamu begitu akan begitu--dalam 1001 pilihan.

ketika Jendral Sudirman pada akhirnya menjadi pahlawan kemerdekaan, itu bukanlah takdir. tapi itu diawali dengan keputusan dia untuk dengan segala keterbatasan dia, dia mau membantu merebut kemerdekaan.
hasilnya tentu akan sama sekai lain bila sejak awal dia hanya menyerahkan pada takdir, "suk nek tibo dinone merdiko lak yo merdiko".
dan dia hanya duduk di rumah...

jadi adakah yg akan kita rangkai?
(dalam proses daun yg hijau akan menguning dan kering...)

jokja 19 juni '05

No comments: